Teladan dan Keteguhan Hati Nabi Ulul Azmi
Dalam melakukan amal perbuatan, manusia membutuhkan sosok-sosok yang mampu dijadikan teladan. Allah memberikan keteladanan kepada manusia-manusia pilihan yang disebut sebagai nabi dan rasul.
Menurut Az-Zamakhsyari dalam tafsirnya al-Kasyaf, nabi merupakan seorang yang diutus Allah untuk menyeru kepada manusia supaya mengikuti syariah yang terdahulu dan rasul memiliki kitab dan syariah tersendiri. Dari pengertian tersebut, rasul memiliki tanggung jawab yang lebih dari pada nabi.
Kata ulul azmi secara bahasa yaitu pemilik keteguhan hati. Menurut al-Thabary istilah ini bermakna nabi-nabi yang mempunyai kesabaran dan keuletan dalam menghadapi berbagai cobaan ketika menyampaikan amr ma’ruf nahi munkar. Mereka yaitu Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa dan Nabi Muhammad. Berikut adalah kisah-kisah teladan nabi ulul azmi:
Nabi Nuh
Ibnu Katsir menulis kisah-kisah nabi dalam kitabnya Qishashul Anbiya. Ia menyebut bahwa Nabi Nuh diutus kepada kaum Bani Rasib. Kaum ini termasuk kaum yang sulit diajak menyembah Allah. Mereka menyembah patung atau berhala.
Nabi Nuh disebutkan memiliki umur 980 tahun dan 500 tahunnya digunakan untuk berdakwah. Sayangnya hanya sedikit kaumnya yang mau mengikuti. Anaknya Kan’an dan istrinya Wali’ah pun turut membangkang. Hingga suatu ketika Nabi Nuh diutus untuk membuat kapal, sebagai tempat penyelamatan.
Ketika membuat kapal, Nabi Nuh masih dicaci bahkan dianggap gila karena tidak mungkin ada banjir besar. Akhirnya, Nabi Nuh yang telah menahan kesabaran itu pun berdoa agar melenyapkan kaumnya. Doa itu terkabul dan seluruh kaumnya hanyut binasa ditelan banjir, termasuk anak istrinya.
Nabi Ibrahim
Ada kisah-kisah keteladanan Nabi Ibrahim dalam menjalani amr ma’ruf nahi munkar. Pertama saat mengajak kaumnya meninggalkan berhala dan meminta menyembah Allah SWT. Nabi Ibrahim menyampaikan bahasa yang santun, meskipun juga Sang ayah tidak mau mengikutinya.
Kedua, kesabaran saat mendapat perintah menyembelih anak kesayangannya, Nabi Ismail. Ia begitu patuh dan akhirnya diganti dengan domba dari surga. Ketiga keteladanan saat dibakar oleh Raja Namrud. Nabi Ibrahim dengan kesabaranya mampu bertahan di tengah kobaran api, dan api itu pun terasa dingin.
Nabi Musa
Kisah keteladanan Nabi Musa berawal dari saat masih lahir di era kepemimpinan Raja Firaun yang kejam. Atas dasar ramalan bahwa akan lahir bayi laki-laki yang kelak akan menumbangkan Sang Raja, Firaun menyuruh untuk membinasakan bayi laki-laki yang lahir saat itu. Ibu Musa, Yukabad tidak ingin bayinya dibunuh, sehingga ia menghanyutkannya di sungai Nil.
Kemudian Musa ditemukan oleh keluarga Firaun. Bahkan atas permintaan istrinya, Firaun mencari wanita untuk menyusui anak temuan itu. Allah menyelematkan anak itu dan kembali di persusuan Yukabad.
Musa kemudian tumbuh cerdas dan tekun berdakwah. Ia selalu berhadapan dengan para penyihir istana dan selalu ada mu’jizat yang menyertainya. Hingga akhir dari perjuangan Nabi Musa adalah menyebrang di laut merah. Dan pasukan Firaun binasa.
Nabi Isa
Kelahiran Nabi Isa mengajarkan bahwa jika Allah berkehendak, maka tidak ada yang tidak mungkin. Kisah-kisah keteladanan Nabi Isa bermula saat lahir dari seorang yang masih suci bernama Maryam. Maryam yang penuh kesabaran dan keikhlasan merawat Nabi Isa dimudahkan Allah atas segala perlakuan masyarakat kepadanya.
Hingga muncul berbagai kemukjizatan dan berhasil merawat Nabi Isa hingga dewasa. Kemudian Nabi Isa diangkat menjadi Nabi pada umur 30 tahun kepada Bani Israil. Namun cobaan terus berdatangan. Saat itu ada salah satu pengikutnya yang berkhianat, namanya Yahuza. Sewaktu Nabi Isa bersembunyi dari serangan musuh, Yahuza melaporkan tempat tersebut dan berbalik menyerang Nabi Isa.
Akhirnya ketika Nabi Isa hendak ditangkap dan disalib oleh pasukan musuh, wajah Yahuza berubah mirip dengan Nabi Isa dan terbunuh di persaliban.
Nabi Muhammad
Cerita keteladanan Nabi Muhammad sangatlah banyak. Karena perilakunya yang agung, seperti ayat wa innaka la’ala khuluqin adhim. Salah satu kisahnya yang penuh kesabaran yaitu saat bersama nenek pembenci Muhammad.
Suatu ketika nenek yang penuh dengan kepayahan dan lemah karena memikul beban berat, dibantu oleh Nabi Muhammad. Nenek itu pun senang hati menyambutnya. Namun, sepanjang perjalanan sang Nenek itu selalu memperingati pemuda yang membantunya, agar menjauhi sosok yang bernama Muhammad.
Nabi Muhammad terus mendengarkan ocehan Nenek itu dan tidak marah. Hingga akhirnya di penghujung jalan, Sang Nenek menanyakan nama pemuda yang membantunya itu. Ia pun menjawab ‘’Muhammad’’. Akhirnya Nenek itu masuk agama Islam.
Di atas tadi contoh kisah-kisah keteladanan Nabi Ulul Azmi yang penuh kesabaran. Semoga kita semua bisa meneladani kesabaran dan kebaikannya untuk diterapkan dalam kehidupan.
(JAT)