Puasa Sebelum Menikah dari Sudut Pandang Islam dan Tradisi Jawa
Pernikahan adalah momen sakral bagi setiap pasangan. Semua orang pasti ingin acara pernikahannya berjalan lancar dan penuh hikmat. Ada berbagai kegiatan yang biasa dilakukan untuk mendukung kelancaran acara ini. Salah satunya adalah menjaga kesehatan dengan melakukan puasa sebelum menikah jika berkaca pada tradisi Jawa.
Dalam tradisi Jawa, calon pengantin diharuskan menjalani puasa mutih sebagai rangkaian dari prosesi pernikahan adat Jawa Kuno. Namun, puasa ini tidak dibenarkan menurut ajaran Islam. Lantas, bagaimana hukum dan tata cara puasa mutih menurut tradisi Jawa? Temukan jawabannya di bawah ini.
Tata Cara Puasa Sebelum Menikah Menurut Adat Jawa
Menjelang hari pernikahan, ada banyak agenda yang harus dijalani oleh calon pengantin. Dalam tradisi Jawa calon pengantin yang hendak melaksanakan puasa sebelum nikah akan mengikuti tata cara puasa khusus meski dalam Islam tidak dibenarkan. Berikut ini tata cara singkat puasa sebelum nikah menurut tradisi Jawa.
1. Membaca Niat Puasa
Tata cara puasa mutih yang paling utama adalah diawali dengan mengucapkan niat dalam hati maupun secara lisan. Niat puasa ini bisa Anda ucapkan pada malam hari sebelum berpuasa. Doa niat puasa sebelum menikah pun sederhana. Anda bisa melafalkannya dalam bahasa Indonesia, bahasa Arab, maupun bahasa Jawa.
Sebagaimana membaca niat sebelum puasa seperti pada umumnya, doa niat puasa ini adalah: “Nawaitu shoumagodin ‘an sunnati rasulillahi sallallhu ‘alaihi wasallama li’aqdi qorbatizzawaji lillahi ta’ala.”
Artinya, “Saya niat berpuasa esok hari, sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW, sebagai bentuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dalam rangka ikatan pernikahan.”
Adapun bacaan singkat niat puasa mau menikah dalam tradisi Jawa biasa diucapkan dalam bahasa Jawa, yaitu: “Niat ingsun puasa mutih supaya putih bathinku, putih badanku, putih kaya dining banyu suci karena Allah Ta’ala.” Artinya, “Saya niat puasa mutih supaya putih batinku, putih badanku, putih seperti air suci karena Allah Ta’ala.”
2. Memperhatikan Waktu Puasa
Selain membaca niat puasa sebelum menikah, Anda juga perlu memperhatikan waktu pelaksanaan puasa ini. Jenis puasa yang satu ini biasanya dilakukan 3 hari atau 40 hari sebelum hari pernikahan.
Idealnya, puasa ini dilakukan selama 3 hari berturut-turut untuk mendapatkan keutamaannya. Sama dengan puasa sunnah pada umumnya, waktu pelaksanaan puasa sebelum menikah dimulai dari waktu subuh hingga adzan maghrib.
Baca Juga: Amalan dan Doa Mendapatkan Jodoh Terbaik
3. Mengonsumsi Menu Serba Putih
Sedikit berbeda dengan puasa sunnah lainnya, ada sejumlah aturan yang perlu Anda ikuti ketika berbuka puasa. Sebaiknya, menu buka puasa saat menjalani puasa mutih adalah makanan dan minuman yang berwarna serba putih. Misalnya, nasi putih, putih telur, dan air putih.
4. Memperbanyak Doa dan Ibadah Lainnya
Selain menjalankan puasa mutih, calon pengantin juga disarankan untuk mengiringinya dengan lebih banyak berdoa dan melakukan ibadah lainnya. Sebaiknya, Anda juga melakukan sholat hajat 2 rakaat setiap malam selama berpuasa.
Berdoalah setelah sholat untuk memohon perlindungan dari Allah SWT agar prosesi pernikahan dapat berjalan dengan lancar. Ketika melakukan sholat hajat, pada rakaat pertama Anda bisa membaca surat Al Fatihah dan Al Ikhlas sebanyak 11 kali. Kemudian pada rakaat kedua membaca Al Fatihah 1 kali dan Al Insyirah 11 kali.
Setelah menjalankan sholat hajat saat puasa sebelum menikah, jangan lupa untuk memperbanyak bacaan dzikir. Bacalah kalimat “Subhanallah, walhamdulillah wala laa ilaaha illallahu allahu akbar.” sebanyak minimal 313 kali. Kalimat dzikir ini akan membantu Anda untuk mendapat ampunan dan pertolongan dari Allah SWT.
Baca Juga: Doa Meluluhkan Hati Seseorang Menurut Al-Quran
Hukum Puasa Sebelum Menikah
Adapun hukum berpuasa sebelum nikah menurut ajaran Islam dan tradisi Jawa adalah seperti berikut.
1. Menurut Ajaran Islam
Dalam ajaran Islam, hukum menjalankan puasa khusus sebelum nikah sebenarnya tidak diajarkan dalam syari'at. Menurut Ustaz Ammi Nur Baits dalam laman Konsultasisyariah.com, tidak ditemukan adanya dalil yang menganjurkan calon pengantin untuk menunaikan puasa khusus.
Puasa sebelum nikah hanyalah bentuk tradisi Jawa yang telah membudaya. Sejatinya Islam tidak mengajarkan amalan khusus yang harus dikerjakan sebelum akad nikah.
Justru, hal penting yang perlu disiapkan adalah tanamkan niat baik untuk menikah, pelajari fikih nikah yang benar, belajar bersikap dewasa, merawat fisik untuk kebahagiaan rumah tangga, iringi semua persiapan sebelum nikah dengan doa dan tawakkal.
2. Menurut Tradisi Jawa
Melihat dari kacamata tradisi Jawa, puasa mutih adalah ritual tradisional yang tertanam dalam aliran kejawen pada masyarakat Jawa. tradisi ini mencerminkan nilai-nilai kebudayaan dan upaya untuk menghormati leluhur. Bagi pasangan yang hendak menikah wajib melakukan puasa mutih setidaknya selama 3 hari.
Manfaat Puasa Sebelum Menikah
Puasa khusus sebelum nikah secara umum tidak diajarkan dalam syari'at Islam. Namun, jika berbicara tentang manfaat puasa pada umumnya, ibadah ini memiliki beragam manfaat bagi kondisi fisik maupun spiritual seseorang.
Secara spiritual, ibadah ini bisa menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sementara manfaat puasa untuk fisik antara lain sebagai berikut.
1. Mendetoksifikasi Tubuh
Berpuasa sama dengan memberikan kesempatan bagi organ pencernaan untuk beristirahat mengingat sebelumnya Anda mungkin sudah menyantap berbagai makanan yang kurang sehat dan berbahaya bagi tubuh.
Karena itu, Anda bisa menjadikan momen puasa sebagai kesempatan untuk melakukan detoksifikasi tubuh. Pasalnya, makanan yang Anda konsumsi saat berbuka jumlahnya lebih terbatas selama Anda benar-benar bisa menjaga kualitas makanan saat buka puasa.
Baca Juga: Adab Pernikahan, Mengenal Hak Suami dan Hak Istri
2. Mengurangi Kadar Gula dalam Tubuh
Melihat dari perspektif tradisi Jawa, calon pengantin yang menjalani puasa sebelum menikah hanya diperbolehkan untuk mengkonsumsi nasi putih, putih telur, dan air putih.
Dengan demikian, kadar gula dan garam dalam darah pun akan turut berkurang. Berkurangnya asupan gula dan garam ini berdampak baik pada kesehatan fisik, karena bisa menurunkan resiko diabetes tipe 2, mencegah penuaan, dan menghilangkan lemak perut.
Meski begitu, upaya mengurangi konsumsi gula tetap bisa dijalankan dengan mengatur asupan makanan manis harian secara rutin dan kontinyu.
3. Mengurangi Risiko Penuaan
Dalam tradisi Jawa, puasa mutih juga sangat membantu calon pengantin untuk memancarkan aura terbaiknya. Konon, calon pengantin yang telah menjalani puasa sebelum nikah akan terlihat berbeda dan lebih mempesona. Jika dalam bahasa Jawa hal ini disebut “pangling”.
Kesan pangling ini bukan lahir karena menjalankan puasa mutih. Manfaat puasa pada umumnya memang dapat mengurangi risiko kesehatan fisik hingga penuaan dini.
Siap Berpuasa Sebelum Menikah?
Berpuasa beberapa hari sebelum menikah adalah tradisi Jawa yang tidak ada ajarannya dalam Islam. Menjalankan ibadah puasa sunnah saat statusnya masih belum menikah tetap mendapat pahala jika dilakukan sesuai syari'at. Namun mengkhususkan ibadah sebelum nikah adalah hal yang tidak dibenarkan dalam Islam meski sudah menjadi tradisi turun-temurun.
Calon pengantin lebih dianjurkan mempersiapkan diri dari segala sisi untuk menghadapi tantangan kehidupan dan membangun rumah tangga yang harmonis.