Blog Islam Sehari-hari Alquran dan Hadist

Perbedaan Investasi Syariah & Konvensional: Mana yang Lebih Baik?

Perbedaan Investasi Syariah & Konvensional Mana yang Lebih Baik
Perbedaan Investasi Syariah & Konvensional Mana yang Lebih Baik

Saat ini, topik tentang perbedaan investasi syariah dan konvensional makin menarik minat masyarakat Indonesia, terutama generasi muda yang mulai peduli pada pengelolaan keuangan berbasis nilai Islam. Investasi syariah mengedepankan prinsip Islam, seperti menghindari riba dan transaksi tidak jelas.

Sebaliknya, investasi konvensional cenderung lebih fleksibel dan tidak terikat pada aturan keagamaan tertentu. Oleh karenanya, memahami perbedaan mendasar dari kedua jenis investasi ini sangat penting agar Anda dapat memilih strategi yang sesuai dengan tujuan finansial dan nilai-nilai pribadi.

Apa Itu Investasi Syariah?

Secara umum, investasi syariah adalah penanaman modal yang mengikuti prinsip dan hukum Islam dalam Al-Qur'an. Dasar hukum tersebut terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 282. 

Penerapan investasi syariah di Indonesia berlandaskan dalil tersebut juga mendapat pengawasan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN).

Pada investasi syariah terdapat akad kerja sama antara investor dan pihak pengelola seperti musyarakah, ijarah, atau mudharabah. Penerapan konsep dari akad-akad  tersebut kini telah berkembang luas di berbagai lembaga keuangan.

Apa Itu Investasi Konvensional?

Investasi konvensional adalah penanaman modal untuk keuntungan tanpa mengikuti prinsip syariah Islam, dengan menggunakan bunga sebagai dasar return. Investasi ini diatur oleh Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995.

Baca Juga: 4 Cara Mengenal Allah untuk Meningkatkan Keimanan

10 Perbedaan Investasi Syariah dan Konvensional yang Perlu Diketahui

Berdasarkan pengertian di atas dan prinsip-prinsipnya, ada setidaknya 10 perbedaan utama  antara investasi syariah dan konvensional. Pahami penjelasannya berikut ini agar Anda dapat membuat keputusan yang tepat sesuai dengan hukum Islam. 

1. Dasar Hukum dan Prinsip

Investasi syariah didasarkan pada hukum Islam yang mengacu pada Al-Qur'an dan hadis. Prinsip ini melarang riba (bunga), gharar (ketidakpastian), dan maysir (spekulasi). Semua aktivitas dalam investasi syariah harus sesuai dengan syariat Islam sehingga transparansi dan keadilan menjadi prioritas.

Sebaliknya, investasi konvensional mengikuti prinsip ekonomi umum yang tidak terikat pada aturan agama tertentu. Keputusan investasi hanya didasarkan pada profitabilitas. Kondisi tersebut memungkinkan penerapan bunga tinggi atau spekulasi untuk mendapatkan keuntungan lebih besar.

2. Jenis Instrumen Investasi

Investasi syariah memiliki instrumen yang lebih terbatas dibandingkan konvensional. Contoh investasi syariah adalah sukuk (obligasi syariah), reksa dana syariah, dan saham perusahaan yang sudah tersertifikasi halal oleh DSN-MUI. Sertifikasi  tersebut memastikan bahwa dana hanya dialokasikan ke sektor yang sesuai syariat.

Sementara itu, investasi konvensional menawarkan pilihan yang lebih luas, seperti obligasi biasa, saham semua sektor, hingga instrumen dengan tingkat risiko tinggi. Tidak ada batasan terkait sektor bisnis, termasuk yang dianggap haram dalam syariat Islam, seperti alkohol atau judi.

3. Pengelolaan Dana

Dalam investasi syariah, dana dikelola berdasarkan prinsip bagi hasil atau profit sharing. Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan awal antara investor dan pengelola. Konsep tersebut menciptakan hubungan yang lebih adil antara kedua belah pihak.

Sebaliknya, investasi konvensional cenderung menggunakan sistem bunga tetap. Investor menerima imbal hasil yang telah ditentukan, terlepas dari performa investasi. Pendekatan ini lebih fokus pada keuntungan tanpa mempertimbangkan keadilan dalam pembagian.

Baca Juga: 50 Contoh Akhlak Terpuji dalam Kehidupan Sehari-hari

4. Keuntungan dan Risiko

Perbedaan investasi syariah dan konvensional lainnya terdapat pada keuntungannya. Investasi syariah lebih stabil karena berbasis bagi hasil. Risiko pun relatif terkendali karena tidak ada praktik spekulasi yang berlebihan sehingga memberikan rasa aman bagi investor, terutama untuk menghindari risiko besar.

Di sisi lain, investasi konvensional sering menawarkan keuntungan yang lebih tinggi, tetapi diimbangi dengan risiko yang juga besar. Tidak hanya itu, tetapi spekulasi dan volatilitas pasar juga menjadi tantangan utama yang harus dihadapi oleh investor konvensional.

5. Kepatuhan pada Etika

Investasi syariah sangat menekankan kepatuhan pada etika bisnis. Tidak hanya mengejar keuntungan, tetapi juga memastikan semua aktivitas bisnis bermanfaat bagi masyarakat luas dan tidak merugikan pihak lain.

Sebaliknya, investasi konvensional cenderung lebih fokus pada profitabilitas. Kepatuhan pada etika tergantung pada kebijakan masing-masing perusahaan sehingga kemungkinan dana digunakan untuk bisnis yang tidak etis atau pendekatan bisnis yang tidak etis juga selalu ada.

6. Pengawasan dan Regulasi

Pada investasi syariah terdapat pengawasan oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang bertugas memastikan semua proses sesuai dengan prinsip syariat Islam. Peran DPS adalah memberikan fatwa dan sertifikasi untuk produk investasi syariah.

Pada sistem investasi konvensional, otoritas keuangan umum, seperti OJK (Otoritas Jasa Keuangan) di Indonesia adalah pengawas proses-proses tersebut. Pengawasan ini lebih berfokus pada aspek legalitas dan keamanan transaksi, tanpa mempertimbangkan aspek keagamaan.

7. Aksesibilitas bagi Investor

Sejalan dengan perkembangan teknologi, investasi syariah kini makin mudah diakses, meskipun pilihan produknya masih terbatas. Banyak platform investasi online mulai menyediakan opsi syariah untuk menarik lebih banyak investor muslim.

Meski begitu, investasi konvensional sebenarnya juga lebih mudah dijangkau dengan pilihan instrumen yang sangat beragam. Fleksibilitas ini membuatnya lebih diminati oleh berbagai kalangan, termasuk individu yang tidak memiliki atau acuh dengan batasan tertentu dalam berinvestasi.

Baca Juga: 6 Manfaat Memberi Uang kepada Orang Tua, Hidup Lebih Tenang

8. Imbal Hasil Tetap vs. Tidak Tetap

Dalam investasi syariah, imbal hasil biasanya tidak tetap karena mengacu pada hasil usaha. Keuntungan yang diperoleh sangat bergantung pada performa aset yang dikelola. Oleh sebab itu, nominal hasilnya bisa naik turun.

Sebaliknya, investasi konvensional umumnya memberikan imbal hasil tetap, terutama pada instrumen seperti obligasi atau deposito. Kondisi ini memberikan “kepastian” bagi investor, meskipun ada risiko lain seperti inflasi.

9. Transparansi Transaksi

Transparansi juga menjadi salah satu perbedaan investasi syariah dan konvensional. Dalam investasi syariah, prinsip syariah mengharuskan semua proses transaksi dijelaskan secara rinci. Investor pun memiliki hak untuk mengetahui kemana dana mereka dialokasikan.

Konsep tersebut jelas berbeda dengan investasi konvensional yang tidak selalu menawarkan tingkat transparansi yang sama. Tidak jaang investor hanya mendapatkan laporan hasil tanpa informasi rinci mengenai penggunaan dana atau risiko yang dihadapi.

10. Tujuan Akhir Investasi

Terakhir, investasi syariah tidak hanya berorientasi pada keuntungan materi, tetapi juga pada keberkahan. Tujuan akhirnya adalah menciptakan manfaat yang lebih besar untuk masyarakat sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Sementara itu, investasi konvensional lebih fokus pada peningkatan kekayaan individu. Kondisi ini tentunya kurang memperhatikan dampak sosial dari aktivitas investasi tersebut, baik dalam jangka pendek maupun panjang.

Baca Juga: Keajaiban Sedekah kepada Orang Tua dengan Niat yang Shahih

Sudah Lebih Paham tentang Investasi Syariah dan Konvensional?

Investasi adalah langkah penting untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang. Maka, memilih jenis investasi yang tepat membutuhkan pemahaman. Dengan memahami prinsip dasar syariah dan konvensional, Anda bisa menentukan strategi sesuai kebutuhan berikut dampaknya bagi Anda maupun masyarakat luas.

Pemahaman tentang perbedaan investasi syariah dan konvensional dapat membantu Anda memilih instrumen yang menguntungkan tetapi berkelanjutan dan lebih aman. Pastikan keputusan Anda mendukung tujuan finansial dan bermanfaat jangka panjang serta membawa keselamatan dan masalahat yang besar. 

Tags