Blog Islam Sehari-hari Alquran dan Hadist

3 Penyesalan di Akhirat yang Tertulis dalam Al-Qur’an

3 Penyesalan di Akhirat yang Tertulis dalam Al-Qur’an
3 Penyesalan di Akhirat yang Tertulis dalam Al-Qur’an

Anda mungkin pernah merasa menyesal akan perbuatannya. Saat di dunia, penyesalan itu masih bisa Anda perbaiki dengan tidak mengulanginya. Namun, berbeda ketika sudah di akhirat, penyesalan di akhirat tidak bisa Anda perbaiki lagi, karena akhirat merupakan tempat pembalasan terakhir untuk setiap amal perbuatan.

Namun, kenyataannya masih banyak manusia yang lalai dengan akhirat dan terus melakukan perbuatan maksiat, zalim, hingga syirik. Padahal, dalam Al-Qur’an, ada banyak sekali ayat tentang penyesalan manusia di akhirat kelak. Lantas, apa saja penyesalan di akhirat yang kelak dialami manusia?

Baca Juga: Kehidupan Setelah Kematian Menurut Islam

Perbuatan Manusia yang Menyebabkan Penyesalan di Akhirat

Berikut adalah penjelasan mengenai perbuatan-perbuatan manusia selama hidup di dunia yang akan menimbulkan penyesalan di akhirat serta ayat-ayat dalam Al Qur'an yang menggambarkan penyesalan tersebut beserta artinya.

1. Tidak Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya

Allah SWT menciptakan manusia untuk tujuan utama beribadah dan beriman hanya kepada-Nya. Ketika manusia meninggal, Allah SWT akan meminta pertanggungjawaban mereka di akhirat atas segala perbuatan yang telah dilakukan di dunia.

Namun, bagi mereka yang ingkar terhadap perintah Allah SWT dan wahyu yang disampaikan oleh para nabi, Allah SWT pasti akan memberi azab dan memasukkan mereka ke neraka. Sehingga, mereka akan merasakan  penyesalan di akhirat dan ingin kembali ke dunia untuk beriman dan taat, seperti yang digambarkan dalam ayat-ayat berikut ini.

  • Al-Qur’an surah Al-An’am ayat 27

وَلَوۡ تَرٰٓى اِذۡ وُقِفُوۡا عَلَى النَّارِ فَقَالُوۡا يٰلَيۡتَنَا نُرَدُّ وَلَا نُكَذِّبَ بِاٰيٰتِ رَبِّنَا وَنَكُوۡنَ مِنَ الۡمُؤۡمِنِيۡنَ

Walau tarā iż wuqifụ 'alan-nāri fa qālụ yā laitanā nuraddu wa lā nukażżiba bi`āyāti rabbinā wa nakụna minal-mu`minīn.

Artinya:

“Dan seandainya engkau (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, mereka berkata, “Seandainya kami dikembalikan (ke dunia), tentu kami tidak akan mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman.”

  • Al-Qur’an surah Al-Ahzab ayat 66

يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِى ٱلنَّارِ يَقُولُونَ يَٰلَيْتَنَآ أَطَعْنَا ٱللَّهَ وَأَطَعْنَا ٱلرَّسُولَا۠

Yauma tuqallabu wujụhuhum fin-nāri yaqụlụna yā laitanā aṭa'nallāha wa aṭa'nar-rasụlā.

Artinya:

“Pada hari (ketika) wajah mereka terbolak-balik di neraka, mereka berkata, “Aduhai, kiranya dahulu kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul.””

  • Al-Qur’an surah Ibrahim ayat 44

وَاَنْذِرِ النَّاسَ يَوْمَ يَأْتِيْهِمُ الْعَذَابُۙ فَيَقُوْلُ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا رَبَّنَآ اَخِّرْنَآ اِلٰٓى اَجَلٍ قَرِيْبٍۙ نُّجِبْ دَعْوَتَكَ وَنَتَّبِعِ الرُّسُلَۗ اَوَلَمْ تَكُوْنُوْٓا اَقْسَمْتُمْ مِّنْ قَبْلُ مَا لَكُمْ مِّنْ زَوَالٍۙ

Wa anżirin-nāsa yauma ya`tīhimul-'ażābu fa yaqụlullażīna ẓalamụ rabbanā akhkhirnā ilā ajaling qarībin nujib da'wataka wa nattabi'ir-rusul, a wa lam takụnū aqsamtum ming qablu mā lakum min zawāl.

Artinya:

“Berikanlah (Nabi Muhammad) peringatan kepada manusia tentang hari (ketika) azab datang kepada mereka. Maka, (ketika itu) orang-orang yang zalim berkata, “Ya Tuhan kami, tangguhkanlah (azab) kami (dan kembalikanlah kami ke dunia) walaupun sebentar, niscaya kami akan mematuhi seruan-Mu dan akan mengikuti rasul-rasul.” (Kepada mereka berkata) “Bukankah dahulu (di dunia) kamu telah bersumpah bahwa sekali-kali kamu tidak akan beralih (dari kehidupan dunia ke akhirat)?”

Baca Juga: Mengenal Jembatan Shiratal Mustaqim dan Gambaran dalam Al Quran

2. Tidak Melakukan Amal Saleh dan Kebajikan

Allah SWT memerintahkan umat manusia untuk melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Hal ini bisa Anda lakukan dengan beramal saleh sesuai petunjuk Al-Qur’an dan hadis, seperti salat, membaca Al-Qur’an, berdzikir, puasa, haji, serta berbuat baik kepada sesama dan orang tua.

Orang yang tidak melaksanakan kewajiban ini akan merasakan penyesalan di akhirat. Tentu saja, balasannya akan sangat setimpal dengan perbuatan mereka, sehingga mereka akan menyesal dan ingin hidup kembali untuk beramal saleh. Namun, penyesalan mereka akan sia-sia, sebagaimana bunyi ayat-ayat berikut ini.

  • Al-Qur’an surah Al-Mu’minun ayat 99-100

حَتّٰىٓ اِذَا جَاۤءَ اَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُوْنِ ۙ لَعَلِّيْٓ اَعْمَلُ صَالِحًا فِيْمَا تَرَكْتُ كَلَّا ۗ اِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَاۤىِٕلُهَاۗ وَمِنْ وَّرَاۤىِٕهِمْ بَرْزَخٌ اِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ

Hattā iżā jā`a aḥadahumul-mautu qāla rabbirji'ụn. La'allī a'malu ṣāliḥan fīmā taraktu kallā, innahā kalimatun huwa qā`iluhā, wa miw warā`ihim barzakhun ilā yaumi yub'aṡụn.

Artinya:

“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu) hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, ia berkata, “Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku dapat beramal saleh yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak! Sesungguhnya itu adalah dalihnya saja. Di hadapan mereka ada (alam) barzakh sampai pada hari mereka dibangkitkan.”

  • Al-Qur’an surah As-Sajdah ayat 12

وَلَوْ تَرٰىٓ اِذِ الْمُجْرِمُوْنَ نَاكِسُوْا رُءُوْسِهِمْ عِنْدَ رَبِّهِمْۗ رَبَّنَآ اَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا اِنَّا مُوْقِنُوْنَ

Walau tarā iżil-mujrimụna nākisụ ru`ụsihim 'inda rabbihim, rabbanā abṣarnā wa sami'nā farji'nā na'mal ṣāliḥan innā mụqinụn.

Artinya:

“Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata), “Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), niscaya kami akan mengerjakan kebajikan. Sungguh, kami adalah orang-orang yang yakin.””

  • Al-Qur’an surah Al-Fajr ayat 23-24

وَجِايْۤءَ يَوْمَىِٕذٍۢ بِجَهَنَّمَۙ يَوْمَىِٕذٍ يَّتَذَكَّرُ الْاِنْسَانُ وَاَنّٰى لَهُ الذِّكْرٰىۗ يَقُوْلُ يٰلَيْتَنِيْ قَدَّمْتُ لِحَيَاتِيْۚ

Wa jī`a yauma`iżim bijahannama yauma`iżiy yatażakkarul-insānu wa annā lahuż-żikrā. Yaqụlu yā laitanī qaddamtu liḥayātī.

Artinya:

“Dan pada hari itu (neraka) Jahanam datang, sadarlah manusia pada hari itu juga. Akan tetapi, bagaimana bisa kesadaran itu bermanfaat baginya? Ia berkata, “Oh, seandainya dahulu aku mengerjakan (kebajikan) untuk hidupku ini!” 

Baca Juga: Inilah 7 Dosa Besar Istri Terhadap Suami yang Sering Dilakukan

3. Tidak Mau Bersedekah

Penyesalan di akhirat berikutnya adalah ketika seseorang tidak mau bersedekah selama hidupnya. Padahal, sedekah memiliki kekuatan untuk menyelamatkan seseorang dari siksa api neraka.

Sebagaimana yang tercantum dalam sebuah hadis, “Bersedekahlah meskipun hanya dengan sebiji kurma”, yang menunjukkan bahwa meskipun jumlahnya sedikit, sedekah tetap membawa pahala yang besar.

Adapun ayat Al-Qur’an yang menggambarkan penyesalan manusia di akhirat kelak adalah surah Al-Munafiqun ayat 10. Begini bunyinya.

وَاَنْفِقُوْا مِنْ مَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ اَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُوْلَ رَبِّ لَوْلَآ اَخَّرْتَنِيْٓ اِلٰٓى اَجَلٍ قَرِيْبٍۚ فَاَصَّدَّقَ وَاَكُنْ مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ

Wa anfiqụ mimmā razaqnākum ming qabli ay ya`tiya aḥadakumul-mautu fa yaqụla rabbi lau lā akhkhartanī ilā ajaling qarībin fa aṣṣaddaqa wa akum minaṣ-ṣāliḥīn.

Artinya:

“Infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami anugerahkan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antaramu. Ia lalu berkata (sambil menyesal), “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)-ku sedikit waktu lagi, aku akan dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang saleh.”

Baca Juga: Cara Menjauhi Dosa: Jalan Menuju Kedamaian Hati

Sudahkah Menyiapkan Bekal agar Tidak Ada Penyesalan di Akhirat?

Dari ayat-ayat di atas, hampir semuanya berisi permohonan manusia untuk kembali ke dunia agar bisa beriman dan beramal saleh. Itu mencerminkan bentuk penyesalan di akhirat setelah mereka mendapat siksaan dari Allah SWT. Namun, permohonan itu tidak akan mampu menolong atau mengubah nasib mereka.

Oleh karena itu, selama Allah SWT masih memberi kita kesempatan untuk hidup di dunia, Anda harus memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya untuk beribadah dan melakukan amal kebajikan. Dengan begitu, Anda akan memiliki bekal yang cukup dan siap kapan saja dipanggil oleh-Nya.

Tags