Gambaran & Kejadian di Padang Mahsyar Menurut Penjelasan Al-Quran
Selain memahami dan menjalankan Rukun Islam, setiap Muslim wajib mengenal dan wajib memahami Rukun Iman terdiri dari 6, yaitu:
1. Iman kepada Allah SWT
2. Iman kepada para Malaikat
3. Iman kepada kitab-kitab Allah SWT
4. Iman kepada Nabi dan Rasul
5. Iman kepada hari akhir (kiamat)
6. Iman kepada Qada dan Qadar.
Di antara Rukun Iman tersebut, ada iman kepada akhir akhir (Hari Kiamat). Makna Iman kepada Hari Kiamat, ialah memercayai jika hari akhir benar-benar ada. Kiamat merupakan hari ketika seluruh alam semesta dihancurkan dan dimusnahkan.
Beriman kepada hari Akhir adalah percaya bahwa ada kehidupan setelah kematian, dimana kehidupan yang kekal sesungguhnya ada di Akhirat.
Pada Hari Akhir itu, dunia akan hancur luluh dan semua manusia bahkan semua makhluk di atas dunia akan mati dan hancur pula. Kemudian pada suatu waktu pula akan dibunyikan terompet sehingga seluruh makhluk yang mati akan bangkit kembali, berkumpul di padang mahsyar.
Di tempat itu, akan diadakan hisab, yaitu perhitungan dosa dan pahala. Di Padang Mahsyar juga akan ada syafaat (pertolongan) dari Nabi Muhammad SAW dengan seizin Allah SWT.
Dalam Al-Quran disebutkan keadaan manusia saat dibangkitkan dan dikumpulkan di alam mahsyar. Allah SWT berfirman:
يَوْمَىِٕذٍ يَّصْدُرُ النَّاسُ اَشْتَاتًا ەۙ لِّيُرَوْا اَعْمَالَهُمْۗ
Artinya:
Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka". (QS. Al Zalzalah:6)
Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan, mereka kembali dari mauqif hisab (tempat penghisaban) dalam keadaan bercerai-berai dan bermacam-macam, ada yang celaka dan ada yang berbahagia. Para malaikat diperintahkan untuk membawa mereka yang berbahagia ke dalam surga, dan membawa mereka yang celaka ke dalam neraka. Menurut Ibnu Juraij, mereka bercerai-berai terpisah-pisah dan tidak dapat berkumpul sama sekali.
{فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ}
Artinya:
Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (Az-Zalzalah: 7-8)
Dalam surat lain digambarkan hati manusia saat dikumpulkan di alam mahsyar.
قُلُوْبٌ يَّوْمَىِٕذٍ وَّاجِفَةٌۙ
Artinya:
"Hati manusia pada waktu itu sangat takut". (QS. An Naziat: 8)
اَبْصَارُهَا خَاشِعَةٌۘ
Pandangannya tunduk.(QS. An Naziat:9)
Makna yang dimaksud ialah mereka tampak hina dan rendah karena menyaksikan huru-hara yang mengerikan lagi sangat menakutkan di hari (kiamat) itu.
{يَقُولُونَ أَئِنَّا لَمَرْدُودُونَ فِي الْحَافِرَةِ}
artinya:
(Orang-orang kafir) berkata, "Apakah sesungguhnya kami benar-benar dikembalikan kepada kehidupan yang semula?” (An-Naziat: 10) Yaitu orang-orang musyrik Quraisy dan orang-orang yang sependapat dengan mereka yang mengingkari adanya hari berbangkit dan tidak percaya bahwa mereka akan dihidupkan kembali sesudah mereka dimasukkan ke dalam Liang kuburnya.
Mereka tidak percaya bahwa mereka akan dihidupkan kembali, padahal tubuh mereka telah hancur dan tulang belulang mereka sudah berantakan.
Penjelasan Padang Mahsyar Menurut Hadits Nabi
Adapun gambaran manusai di Alam Mahsyar sesuai hadis Rasulullah sebagai berikut:
1. Hamparan Tanah Putih
Alam Mahsyar atau padang mahsyar adalah tempat berkumpulnya manusia setelah hari kiamat. Tempat itu digambarkan sebagai tanah rata yang berwarna putih, artinya belum pernah ditempati seseorang.
Rasulullah SAW bersabda:
ٍ عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى أَرْضٍ بَيْضَاءَ عَفْرَاءَ كَقُرْصَةِ النَّقِيِّ لَيْسَ فِيهَا عَلَمٌ لِأَحَدٍ
Artinya:
"Dari Sahl bin Sad dia berkata; Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda; "Pada hari kiamat kelak manusia akan dikumpulkan di bumi yang sangat putih berbentuk bulat pipih dan datar tanpa ada tanda bagi siapapun di atasnya." (HR. Muslim) [No. 2790 Syarh Shahih Muslim] Shahih.
2. Manusia Tenggelam di Lautan Keringat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW) bersabda dalam sebuah hadits:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَعْرَقُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يَذْهَبَ عَرَقُهُمْ فِي الْأَرْضِ سَبْعِينَ ذِرَاعًا وَيُلْجِمُهُمْ حَتَّى يَبْلُغَ آذَانَهُمْ
Dari Abu Hurairah radliallahu anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Pada hari kiamat manusia berkeringat, hingga keringat mereka di bumi setinggi tujuh puluh hasta dan menenggelamkan mereka hingga telinga." (HR. Bukhari) [No. 6532 Fathul Bari] Shahih.
Memang, ketika manusia dikumpulkan di Padang Mahsyar, matahari didekatkan sejauh satu mil dari mereka, sehingga manusia berkeringat, hingga keringatnya menenggelamkan mereka sesuai dengan amalan masing-masing saat di dunia.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Pada hari kiamat, matahari didekatkan jaraknya terhadap makhluk hingga tinggal sejauh satu mil.” –Sulaim bin Amir (perawi hadis ini) berkata: “Demi Allah, aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan mil. Apakah ukuran jarak perjalanan, atau alat yang dipakai untuk bercelak mata?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sehingga manusia tersiksa dalam keringatnya sesuai dengan kadar amal-amalnya (yakni dosa-dosanya). Di antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua mata kakinya. Ada yang sampai kedua lututnya, dan ada yang sampai pinggangnya, serta ada yang tenggelam dalam keringatnya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan isyarat dengan meletakkan tangan ke mulut beliau.” (Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2864).
3. Manusia Dibagi Tiga Kelompok
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يُحْشَرُ النَّاسُ عَلَى ثَلَاثِ طَرَائِقَ رَاغِبِينَ رَاهِبِينً وَاثْنَانِ عَلَى بَعِيرٍ وَثَلَاثَةٌ عَلَى بَعِيرٍ وَأَرْبَعَةٌ عَلَى بَعِيرٍ وَعَشَرَةٌ عَلَى بَعِيرٍ وَتَحْشُرُ بَقِيَّتَهُمْ النَّارُ تَبِيتُ مَعَهُمْ حَيْثُ بَاتُوا وَتَقِيلُ مَعَهُمْ حَيْثُ قَالُوا وَتُصْبِحُ مَعَهُمْ حَيْثُ أَصْبَحُوا وَتُمْسِي مَعَهُمْ حَيْثُ أَمْسَوْا
Dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu alaihi wa Salam bersabda: "Manusia dibangkitkan atas tiga kelompok, ada yang dalam keadaan senang ada pula yang merasa ketakutan. Ada dua orang yang menunggangi satu onta, ada tiga orang yang menunggangi satu onta, ada empat orang yang menunggangi satu onta bahkan ada sepuluh orang yang menunggangi satu onta, lalu sisanya dikumpulkan oleh api yang selalu menyertai mereka pada malam dan siang." Mereka berkata: "Pada pagi dan sore hari." (HR. Muslim) [No. 2861 Syarh Shahih Muslim] Shahih.
4. Telanjang
Sebagaimana disampaikan dalam Hadists, Rasulullah SAW berpesan:
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلًا قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ النِّسَاءُ وَالرِّجَالُ جَمِيعًا يَنْظُرُ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا عَائِشَةُ الْأَمْرُ أَشَدُّ مِنْ أَنْ يَنْظُرَ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ
Dari Aisyah berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa Salam bersabda: "Manusia dikumpulkan pada hari kiamat dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang dan kulup." Aku bertanya: "Wahai Rasulullah, wanita-wanita dan lelaki-lelaki semua saling melihat satu sama lain?" Beliau menjawab: "Wahai Aisyah, permasalahnnya lebih sulit dari saling melihat satu sama lain." (HR. Muslim) [No. 2859 Syarh Shahih Muslim] Shahih.
Demikianlah keadaan manusia tatkala bertemu dengan Allah Ta’ala di Padang Mahsyar dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian dan belum dikhitan. Meskipun demikian, akhirnya mereka diberi pakaian juga. Dan manusia yang pertama kali diberi pakaian adalah Nabi Ibrahim ‘alaihis salam.
5. Nabi Ibrahim AS yang Pertama Berpakaian
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya orang pertama yang diberi pakaian pada hari kiamat adalah Nabi Ibrahim.” (Hadis sahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 4371).
Adapun pakaian yang dikenakannya ketika itu adalah pakaian yang dikenakan ketika mati. Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Mayit akan dibangkitkan dengan pakaian yang dikenakannya ketika mati.” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Hibban dalam Sahih-nya. Hadis ini dinilai sahih oleh al-Albani dalam Sahih at-Targhib wat-Tarhib, no. 3575).
Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, tatkala hendak menguburkan jenazah ibunya, beliau meminta agar jenazah ibunya dikafani dengan pakaian yang baru. Beliau mengatakan,
“Perbaguskanlah kafan jenazah kalian, karena sesungguhnya mereka akan dibangkitkan dengan (memakai) pakaian itu.” (Fat-hul Bari Syarah Sahih al-Bukhari, 11/383).
6. Syafaat Rasulullah SAW
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْمَعُ اللَّهُ النَّاسَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَقُولُونَ لَوْ اسْتَشْفَعْنَا عَلَى رَبِّنَا حَتَّى يُرِيحَنَا مِنْ مَكَانِنَا فَيَأْتُونَ آدَمَ فَيَقُولُونَ أَنْتَ الَّذِي خَلَقَكَ اللَّهُ بِيَدِهِ وَنَفَخَ فِيكَ مِنْ رُوحِهِ وَأَمَرَ الْمَلَائِكَةَ فَسَجَدُوا لَكَ فَاشْفَعْ لَنَا عِنْدَ رَبِّنَا فَيَقُولُ لَسْتُ هُنَاكُمْ وَيَذْكُرُ خَطِيئَتَهُ وَيَقُولُ ائْتُوا نُوحًا أَوَّلَ رَسُولٍ بَعَثَهُ اللَّهُ فَيَأْتُونَهُ فَيَقُولُ لَسْتُ هُنَاكُمْ وَيَذْكُرُ خَطِيئَتَهُ ائْتُوا إِبْرَاهِيمَ الَّذِي اتَّخَذَهُ اللَّهُ خَلِيلًا فَيَأْتُونَهُ فَيَقُولُ لَسْتُ هُنَاكُمْ وَيَذْكُرُ خَطِيئَتَهُ ائْتُوا مُوسَى الَّذِي كَلَّمَهُ اللَّهُ فَيَأْتُونَهُ فَيَقُولُ لَسْتُ هُنَاكُمْ فَيَذْكُرُ خَطِيئَتَهُ ائْتُوا عِيسَى فَيَأْتُونَهُ فَيَقُولُ لَسْتُ هُنَاكُمْ ائْتُوا مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَدْ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ فَيَأْتُونِي فَأَسْتَأْذِنُ عَلَى رَبِّي فَإِذَا رَأَيْتُهُ وَقَعْتُ سَاجِدًا فَيَدَعُنِي مَا شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ يُقَالُ لِي ارْفَعْ رَأْسَكَ سَلْ تُعْطَهْ وَقُلْ يُسْمَعْ وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ فَأَرْفَعُ رَأْسِي فَأَحْمَدُ رَبِّي بِتَحْمِيدٍ يُعَلِّمُنِي ثُمَّ أَشْفَعُ فَيَحُدُّ لِي حَدًّا ثُمَّ أُخْرِجُهُمْ مِنْ النَّارِ وَأُدْخِلُهُمْ الْجَنَّةَ ثُمَّ أَعُودُ فَأَقَعُ سَاجِدًا مِثْلَهُ فِي الثَّالِثَةِ أَوْ الرَّابِعَةِ حَتَّى مَا بَقِيَ فِي النَّارِ إِلَّا مَنْ حَبَسَهُ الْقُرْآنُ وَكَانَ قَتَادَةُ يَقُولُ عِنْدَ هَذَا أَيْ وَجَبَ عَلَيْهِ الْخُلُودُ
Dari Anas radliyallahuanhu mengatakan, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Pada hari kiamat Allah mengumpulkan seluruh manusia, mereka berujar; Duhai sekiranya kita meminta syafaat kepada Tuhan kita sehingga Dia bisa meringankan penderitaan kita di tempat kita ini. Maka mereka menemui Adam dan mengutarakan hajat mereka; Engkaulah manusia yang Allah cipta dengan tangan-Nya dan Dia tiupkan ruh-Nya kepadamu, dan Dia perintahkan para malaikat untuk sujud kepadamu, maka tolonglah engkau meminta syafaat kepada Tuhan kami! Namun Adam menjawab; disini bukan tempatku untuk meringankan kalian, Adam lalu menyebut-nyebut kesalahannya dan berujar; datangilah Nuh, rasul pertama-tama yang Allah utus. Maka mereka mendatangi Nuh. Namun ternyata Nuh juga menjawab; disini bukan tempatku untuk memberi pertolongan, lantas Nuh menyebut-nyebut kesalahannya dan berujar; datanglah kalian kepada Ibrahim yang telah Allah jadikan sebagai kesasih-Nya. Mereka pun mendatanginya, tetapi ia juga berujar; disini bukan tempatku untuk meringankan kalian, dan ia sebut-sebut kesalahannya seraya berujar; datanglah kalian kepada Musa yang Allah telah mengajaknya bicara. Mereka pun mendatangi Musa, namun Musa juga mengatakan; Saya tak berhak meringankan kalian, dan Musa menyebut-nyebut kesalahan pribadinya, seraya berujar; datanglah kalian kepada Isa Mereka pun mendatangi Isa, dan isa juga mengatakan; saya tak berhak meringankan kalian sambil berujar; datanglah kepada Muhammad Shallallahualaihiwasallam, sebab dosanya yang dahulu dan yang akan datang telah mendapat ampunan. Mereka pun mendatangiku dan aku meminta izin kepada rabbku. Ketika aku melihat-Nya, aku langsung tersungkur sujud dan Ia meninggalkanku sekehendak Allah, lantas ada suara memanggil-manggil; Angkat kepalamu, mintalah, kamu akan diberi, utarakan uneg-unegmu kamu akan didengar, mintalah syafaat, kamu akan diberi! langsung aku angkat kepalaku dan aku memuji rabbku dengan pujian yang Dia ajarkan kepadaku. Lantas aku memberi syafaat dan Dia memberiku batasan, kemudian aku keluarkan mereka dari neraka dan kumasukkan surga, kemudian aku kembali dan tersungkur sujud semisalnya pada kali ketiga, keempat hingga tak tersisa di neraka selain yang ditahan oleh Al-Quran. Sedang Qatadah berkata dalam hal ini dengan redaksi sehingga keabadian wajib baginya. (HR. Bukhari) [No. 6565 Fathul Bari] Shahih.
Keagungan & Kemuliaan Hanya Milik Allah SWT
Manusia digiring ke Padang Mahsyar dengan berbagai kondisi yang berbeda sesuai dengan amalnya. Ada yang digiring dengan berjalan kaki, sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Sesungguhnya kalian akan menjumpai Allah dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian, berjalan kaki, dan belum dikhitan.” (Hadis sahih. Diriwayat-kan oleh al-Bukhari, no. 6043).
Ada juga yang berkendaraan. Namun tidak sedikit yang diseret di atas wajah-wajah mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan (ke Padang Mahsyar) dalam keadaan berjalan, dan (ada juga yang) berkendaraan, serta (ada juga yang) diseret di atas wajah-wajah kalian.” (Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, dan beliau mengatakan, “Hadis hasan.” Hadis ini dinilai hasan oleh al-Albani dalam Sahih at-Targhib wat-Tarhib, no. 3582).
Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa ada seseorang berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Wahai Rasulullah, bagaimana bisa orang kafir digiring di atas wajah mereka pada hari Kiamat?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Bukankah Rabb yang membuat seseorang berjalan di atas kedua kakinya di dunia, mampu untuk membuatnya berjalan di atas wajahnya pada hari Kiamat?!” Qatadah mengatakan, “Benar, demi kemuliaan Rabb kami.” (Hadis sahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 6042 dan Muslim, no. 5020).
Demikian, Wallahu A'lam.