Bacaan Doa Iftitah Sesuai Sunnah dan Beragam Versinya
Doa iftitah atau istiftah merupakan bacaan yang dilafazkan pada rakaat pertama salat, setelah melakukan takbiratul ihram sebelum membaca surah Al Fatihah. Hukum membaca doa iftitah merupakan Sunnah.
Doa iftitah mengandung arti puji-pujian kepada Allah SWT. Sejumlah bacaan doa iftitah bahkan telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam versi pendek dan panjang. Hal ini juga disampaikan dalam dalil hadist shahih dari Abu Hurairah, ia berkata:
كان رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إذا كبَّر في الصلاة؛ سكتَ هُنَيَّة قبل أن يقرأ. فقلت: يا رسول الله! بأبي أنت وأمي؛ أرأيت سكوتك بين التكبير والقراءة؛ ما تقول؟ قال: ” أقول: … ” فذكره
"Biasanya Rasulullah SAW setelah bertakbir ketika sholat, ia diam sejenak sebelum membaca ayat. Maka aku pun bertanya kepada beliau, wahai Rasulullah, aku tebus engkau dengan ayah dan ibuku, aku melihatmu berdiam antara takbir dan bacaan ayat. Apa yang engkau baca ketika itu adalah:… (beliau menyebutkan doa iftitah).” (Imam Bukhari dan imam Muslim)
Sementara di dalam kitab suci Alqur’an, penggalan ayat yang terdapat doa Iftitah adalah surah al-An'am ayat 79 dan 163. Di Indonesia, doa iftitah yang kerap dilafazkan ada dua versi.
Kala membaca doa iftitah ini dianjurkan dibaca dengan sirr (lirih) bukan jahr (keras). Hukum membaca doa iftitah adalah sunnah, baik saat salat wajib maupun salat sunnah.
Untuk lebih jelasnya, simak mengenai bacaan doa iftitah pendek dan versi panjang sesuai syariat Islam berikut ini, seperti dihimpun dari berbagai sumber.
Doa Iftitah Versi Pendek I
Berikut ini salah satu doa iftitah pendek sesuai sunnah yang umum dibaca oleh banyak umat muslim di Indonesia. Bacaan doa ini juga relatif mudah untuk dihapalkan. Doa iftiftah ini pun dibenarkan oleh Rasulullah SAW:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Allahu Akbar, Kabirau Walhamdu Lillahi Katsira, Wa Subhanallahi Bukrotaw Washila
Artinya: “Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang” (HR. Muslim 2/99)
Doa iftitah ini menukil dari hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar RA., ia berkata:
بينما نحن نصلي مع رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؛ إذ قال رجل من القوم: … فذكره. فقال رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” عجبت لها! فتحت لها أبواب السماء “. قال ابن عمر: فما تركتهن منذ سمعت رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يقول ذلك
“Ketika kami salat bersama Rasulullah SAW, ada seorang lelaki yang berdoa istiftah: (lalu disebutkan doa di atas). Rasulullah SAW lalu bersabda: ‘Aku heran, dibukakan baginya pintu-pintu langit‘. Ibnu Umar pun berkata:’Aku tidak pernah meninggalkan doa ini sejak beliau berkata demikian’”
Doa Iftitah Versi Pendek II
Bacaan doa iftitah pendek sesuai sunnah selanjutnya sebagai berikut:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ تَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ
Subhaanaka Allaahumma wa bihamdika wa tabaarokasmuka wa ta’aalaa jadduka wa laa ilaaha ghoyruka.
Artinya: “Maha suci Engkau, ya Allah. Ku sucikan nama-Mu dengan memuji-Mu. Nama-Mu penuh berkah. Maha tinggi Engkau. Tidak ada ilah yang berhak disembah selain Engkau” (HR.Abu Daud 1/124, An Nasa-i, 1/143, At Tirmidzi 2/9-10, Ad Darimi 1/282, Ibnu Maajah 1/268. Dari sahabat Abu Sa’id Al Khudri, dihasankan oleh Al Albani dalam Sifatu sholatin Nabi 1/252)
Doa iftiftah ini diriwayatkan dari sahabat lain secara marfu’, yakni berurutan dari ‘Aisyah, Anas bin Malik dan Jabir ra. Bahkan Imam Muslim membawakan riwayat berikut:
أن عمر بن الخطاب كان يجهر بهؤلاء الكلمات يقول : سبحانك اللهم وبحمدك . تبارك اسمك وتعالى جدك . ولا إله غيرك
“Umar bin Khattab pernah menjahrkan doa ini (ketika salat) : (lalu menyebut doa di atas)” (HR. Muslim no.399)
Doa iftitah pendek sesuai sunnah ini banyak diamalkan oleh para sahabat Nabi dan mengamalkan doa iftitah dalam salatnya.
Doa Iftitah Versi Pendek III
Bacaan doa iftitah berikutnya juga tergolong relatif mudah untuk dihapal. Bahkan bisa dibaca jika Anda tengah mengimami jamaah yang sangat lemah dan tak kuat berdiri terlalu lama.
الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ
Artinya: “Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, pujian yang terbaik dan pujian yang penuh keberkahan di dalamnya” (HR. Muslim 2/99).
Doa iftitah satu ini menukil dari hadist yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik ra. Ketika ada seorang pria yang membaca doa istiftah tersebut, Rasulullah SAW bersabda:
لقد رأيت اثني عشر ملكاً يبتدرونها ؛ أيهم يرفعها
“Aku melihat dua belas malaikat bersegera menuju kepadanya. Mereka saling berlomba untuk mengangkat doa itu (kepada Allah Ta’ala).”
Doa Iftitah Versi Panjang I
Selain doa iftitah versi pendek, ada pula bacaan doa istiftah versi panjang. Adapun doa iftitah versi panjang sesuai sunnah ini memiliki makna memuji dan mengagungkan Allah Azza wa Jalla. Berikut bacaannya:
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ، كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنَ الخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالبَرَدِ
Allahumma baa’id bainii wabaina khothooyaya kamaa baa’adta bainal masyriqi wal maghrib. Allahumma naqqinii minal khothooyaa kamaa yunaqqots-tsaubul abyadlu minad-danas. Allahummaghsil khothooyaaya bilmaa-i wats-tsalji walbarodi.
Artinya: Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahanku sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, sucikanlah kesalahanku sebagaimana pakaian yang putih disucikan dari kotoran. Ya Allah, cucilah kesalahanku dengan air, salju, dan air dingin. (HR. Bukhari, No. 182)
Doa Iftitah Panjang II
Doa iftitah panjang sesuai sunnah berikut ini termasuk paling shahih. Lantaran doa iftitah ini sering dilafazkan oleh Rasul saat salat wajib di siang hari. Di mana biasanya manusia telah berinteraksi dengan banyak orang dan mungkin berbuat salah. Doa iftitah ini mengandung permohonan agar Allah mengampuni dosa.
للَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ، كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنَ الخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالبَرَدِ
Allaahumma baa‘id bainii wa baina khathaayaaya kamaa baa‘adta bainal-masyriqi wal-maghrib. Allaahumma naqqinii min khathaayaaya kamaa yunaqqatstsaubul-abyadhu minad-danas. Allaahummaghsilnii min khathaayaaya bil-maa’i wats-tsalji wal-barad.
Artinya: Ya Allah, jauhkanlah aku daripada kesalahan dan dosa sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari segala kesalahan dan dosa sebagaimana bersihnya kain putih dari kotoran. Ya Allah, sucikanlah segala kesalahanku dengan air, salju dan air embun sebersih-bersihnya. (HR. Bukhari, No. 182)
Doa Iftitah Versi Panjang III
وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا، وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إِنَّ صَلَاتِي، وَنُسُكِي، وَمَحْيَايَ، وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ، اللهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَنْتَ رَبِّي، وَأَنَا عَبْدُكَ، ظَلَمْتُ نَفْسِي، وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي جَمِيعًا، إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ، وَاهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ، لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِي يَدَيْكَ، وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ، أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ، تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
Wajjahtu wajhiya lilladzi fatoros samawati wal ardh, hanifan wama ana minal musyrikin, inna sholati wanusuki wamahyaya wamamati lillahi robbil alamin, la syarikalahu wabidzalika umirtu wa ana minal muslimin. Allahumma antal malik, la ilaha illa anta robbi wa ana ‘abduka, zholamtu nafzi wa’taroftu bidzanbi, faghfirli dzunubi jami’a. Inajhyaghfiruz dzunuba illa anta, wahdini liahsanil akhlaq la yahdi li ahsaniha illa anta, washrif ‘anni sayyi’aha la yashrifu ‘anni sayyi’aha illa anta, labbaika wa sa’daika, wal khoiru kulluhu biyadaika, was syarru laisa ilaika, ana bika wa ilaika, tabarokta wa ta’alaita, astaghfiruka wa atubu ilaika.
Artinya : “Aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang Maha Pencipta langit dan bumi sebagai muslim yang ikhlas dan aku bukan termasuk orang yang musyrik. Sesungguhnya sholatku, sembelihanku, hidupku dan matiku, hanya semata-mata untuk Allah Rabb semesta alam. Tidak ada sekutu bagiNya. Oleh karena itu aku patuh kepada perintahNya, dan aku termasuk orang yang aku berserah diri. Ya Allah, Engkaulah Maha Penguasa. Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Engkau. Mahasuci Engkau dan Maha Terpuji. Engkaulah Tuhanku dan aku adalah hambaMu. Aku telah menzhalimi diriku sendiri dan akui dosa-dosaku. Karena itu ampunilah dosa-dosaku semuanya. Sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni segala dosa melainkan Engkau. Tunjukilah aku akhlak yang paling terbaik. Tidak ada yang dapat menunjukkannya melainkan hanya Engkau. Jauhkanlah akhlak yang buruk dariku, karena sesungguhnya tidak ada yang sanggup menjauhkannya melainkan hanya Engkau. Aka aku patuhi segala perintah-Mu, dan akan aku tolong agama-Mu. Segala kebaikan berada di tangan-Mu. Sedangkan keburukan tidak datang dari Mu. Orang yang tidak tersesat hanyalah orang yang Engkau beri petunjuk. Aku berpegang teguh dengan-Mu dan kepada-Mu. Tidak ada keberhasilan dan jalan keluar kecuali dari Mu. Maha Suci Engkau dan Maha Tinggi. Kumohon ampunan dariMu dan aku bertobat kepadaMu” (HR. Muslim 2/185 – 186).
Itulah berbagai versi bacaan doa Iftitah yang dapat kita amalkan dalam ibadah kita sehari-hari. Semoga Allah SWT selalu menerima amal ibadah kita.
(RZL)